Setiap
pagi sebelum berangkat kepasar untuk berjualan , wongso membersihkan sepeda nya
yang telah di selimuti oleh karat . teringat diniang nya jasa – jasa sang
sepeda tuanya itu , yang sejak dulu menemani nya disaat berjualan . sebenarnya
sudah banyak orang yang menawarkan sepeda baru untuk nya , tapi tetap saja ia
selalu menolaknya dengan beralasan “ terimakasih , saya masih merasa nyaman
dengan sepeda ini “ .
Suatu
hari wongso sangat bersedih , karena kedua ban sepeda tuanya bocor , sehingga tidak
bisa ia gunakan . selama seminggu lamanya ia berdiam diri di rumah , para
tetangga merasa iba dan khawatir dengan situasi nya . tok ... tok ... tok ...
terdengar suara ketukan dari pintu rumahnya yang telah rapuh . dan segera ia
membukanya dan sangat terkejutnya ia melihat pak tomo yang berdiri di depan
pintunya . “ assalamu’allaikum pak “ ucap pak tomo “ waalaikum sallam , pak
tomo ada apa ya datang ke rumah saya ?” tanya wongso , “ ini pak kebetulan di
rumah saya terdapat dua buah ban sepeda yang tak terpakai , tapi masih bisa di
gunakan siapa tahu bisa buat mengganti ban sepeda bapak yang telah rusak” .
wongso terdiam dan tak percaya “ bagaimana pak , mau tidak ? “ lanjut tomo . “
terima kasih banyak pak , saya sangat membutuhkannya “ suara kegembiraan wongso
.” yasudah jika begitu , saya pamit dulu ya pak wongso “ “ iya , pak “ . dengan
secepat kilat ia segera mengganti ban sepedanya yang telah rusak itu , “ ini
baru namanya ketiban bulan di siang bolong , hahahahha” suara wongso dengan
nada tinggi . tak lama kemudian sedepanya pun telah siap dengan ban barunya , “
hahaha ... makin gagah juga sepedaku ini “ ujar wongso .
pagi
ini wongso harus menghantarkan pesanan milik pelanggannya , tapi dari semalam
kesehatan wongso terganggu , tapi ia tetap memaksakan untuk menghantarkan
pesanan pelanggannya itu . sekitar pukul 7 pagi wongso mulai berangkat ke pasar
bersama sepeda tuanya , di pertengahan jalan menuju pasar ia masih kuat bahkan
ia sampai pasar . di pertengahan menuju jalan pulang rasa pusing mulai ia
rasakan ,rupanya penyakitnya tidak bisa diajak kerja sama ia pun tetap
memaksakan untuk terus menggowes sepedanya , yang ada dalam benak pikirannya
ialah harus cepat sampai ke rumah , karena hari sudah mulai malam . ternyata
takdir berkata lain tak di sangka – sangka ternyata sepeda yang ia naikinya
tiba – tiba oleng , dan ia pun tak sanggup untuk mengendalikannya . ia pun
berusaha menghentikan sepedanya tapi , ternyata di depan ada sebuah lubang
besar yang menambah parah keadaan . sepedanya masuk kedalam lubang dan ia pun
terpental dari sepedanya dan kepalanya membentur bahu jalan dan seketika
meninggal dunia , kisah perjalanan hidup seorang lelaki tua dan sepeda tuanya
yang selalu bersama di saat suka maupun duka , bahkan sampai menghembuskan
nafas terakhirnya ........
0 komentar:
Post a Comment