Kreot...kreot ..... suara genjotan sepeda yang telah berkarat dimakan usia , sepeda yang selama ini menemani wongso kemanapun ia pergi , tak terasa 30 tahun lalu masih ingat di benak pikirannya saat pertama kali ia membeli sepeda ini , dengan uang hasil tabungannya dan hingga kini lamanya sepedanya masih setia menemani hari tuanya . sebenarnya wongso sudah mulai khawatir disaat bepergiaan menggunakan sepeda tua ini , bagaimana tidak ! sekali gowesan saja sepeda ini sudah kewalahan . pernah suatu kejadian , disaat ia pergi ke pasar menggunakan sepeda tua ini dan di tengah perjalanan rantainya lepas dan terpaksa dengan tubuh yang tidak lagi perkasa wongso menuntunnya hingga sampai rumah . pernah terlintas di benak pikirannya ingin menjual sepeda ini , tapi jika ia menjual sepeda ini tak ada lagi yang bisa menemani hari tuanya .

          Setiap pagi sebelum berangkat kepasar untuk berjualan , wongso membersihkan sepeda nya yang telah di selimuti oleh karat . teringat diniang nya jasa – jasa sang sepeda tuanya itu , yang sejak dulu menemani nya disaat berjualan . sebenarnya sudah banyak orang yang menawarkan sepeda baru untuk nya , tapi tetap saja ia selalu menolaknya dengan beralasan “ terimakasih , saya masih merasa nyaman dengan sepeda ini “ .

          Suatu hari wongso sangat bersedih , karena kedua ban sepeda tuanya bocor , sehingga tidak bisa ia gunakan . selama seminggu lamanya ia berdiam diri di rumah , para tetangga merasa iba dan khawatir dengan situasi nya . tok ... tok ... tok ... terdengar suara ketukan dari pintu rumahnya yang telah rapuh . dan segera ia membukanya dan sangat terkejutnya ia melihat pak tomo yang berdiri di depan pintunya . “ assalamu’allaikum pak “ ucap pak tomo “ waalaikum sallam , pak tomo ada apa ya datang ke rumah saya ?” tanya wongso , “ ini pak kebetulan di rumah saya terdapat dua buah ban sepeda yang tak terpakai , tapi masih bisa di gunakan siapa tahu bisa buat mengganti ban sepeda bapak yang telah rusak” . wongso terdiam dan tak percaya “ bagaimana pak , mau tidak ? “ lanjut tomo . “ terima kasih banyak pak , saya sangat membutuhkannya “ suara kegembiraan wongso .” yasudah jika begitu , saya pamit dulu ya pak wongso “ “ iya , pak “ . dengan secepat kilat ia segera mengganti ban sepedanya yang telah rusak itu , “ ini baru namanya ketiban bulan di siang bolong , hahahahha” suara wongso dengan nada tinggi . tak lama kemudian sedepanya pun telah siap dengan ban barunya , “ hahaha ... makin gagah juga sepedaku ini “ ujar wongso .


          pagi ini wongso harus menghantarkan pesanan milik pelanggannya , tapi dari semalam kesehatan wongso terganggu , tapi ia tetap memaksakan untuk menghantarkan pesanan pelanggannya itu . sekitar pukul 7 pagi wongso mulai berangkat ke pasar bersama sepeda tuanya , di pertengahan jalan menuju pasar ia masih kuat bahkan ia sampai pasar . di pertengahan menuju jalan pulang rasa pusing mulai ia rasakan ,rupanya penyakitnya tidak bisa diajak kerja sama ia pun tetap memaksakan untuk terus menggowes sepedanya , yang ada dalam benak pikirannya ialah harus cepat sampai ke rumah , karena hari sudah mulai malam . ternyata takdir berkata lain tak di sangka – sangka ternyata sepeda yang ia naikinya tiba – tiba oleng , dan ia pun tak sanggup untuk mengendalikannya . ia pun berusaha menghentikan sepedanya tapi , ternyata di depan ada sebuah lubang besar yang menambah parah keadaan . sepedanya masuk kedalam lubang dan ia pun terpental dari sepedanya dan kepalanya membentur bahu jalan dan seketika meninggal dunia , kisah perjalanan hidup seorang lelaki tua dan sepeda tuanya yang selalu bersama di saat suka maupun duka , bahkan sampai menghembuskan nafas terakhirnya ........